Tugas Kesastraan mengenai Sesuatu hal yang sering kita lihat mulai dari rumah sampai ditiba dikampus
1. Mega Aprilia
2. Tempat Tinggal (Rumah)
3. BiMBA – AIUEO
4. Anak – Anak Murid biMBA
5. Tol Jagorawi
6. Angkutan Umum Ciawi (T02)
7.Bis Umum (Marita)
8. Lampu Merah Ciawi
9.
Hujan
10. Universitas Djuanda
Cerita Pendek...
Sore
Yang Cerah – Mendung
Nama
saya adalah Mega Aprilia. Teman- teman saya biasanya memanggil saya Mega. Saya
dilahirkan di Bogor pada tanggal 09 April 1997. Saya anak kedua dari empat
bersaudara. Dahulu saya bersekolah di TK-Albasiah, SDN Puspanegara 03, SMPN 1
Babakan Madang, SMKN 1 Gunung Putri, dan saya sekarang menjadi Mahasiswa
fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Djuanda Bogor. Setelah
saya menjadi mahasiswa, saya merasa sudah mulai sedikit menjadi lebih dewasa.
Sebelum
menceritakan lebih dalam tentang perjalanan saya bisa sampai di Universitas
Djuanda Bogor sekarang ini, saya akan menceritakan pengalaman saya yang saya
alami mulai dari rumah. Rumah saya di Jalan Raya Gunung Putri Utara. Sudah
pukul 05.30 WIB, waktunya saya memulai rutinitas yang biasanya saya lakukan.
Perjalanan awal meninggalkan rumah bercat hijau yang diberi pagar berwarna
merah dan putih, rumah yang penuh dengan kehangatan keluarga. Dan yang pasti
rumah saya selalu ramai tidak pernah sepi (kecuali tidur).
Untuk
memulai rutinitas pagi saya yaitu saya Mengajar di biMBA-AIUEO Cagak. Saya
sudah mengajar di biMBA-AIUEO selama kurang lebih 1 Tahun, banyak pengalaman
yang saya temukan ketika bersama dan bertemu dengan anak-anak dikelas.
Anak-anak mengajarkan saya banyak hal, contoh kecilnya saja yaitu kasih sayang,
ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan kenyamanan. Ketika saya berada dekat
dengan anak- anak saya merasa sangat nyaman dan senang, sehingga saya berfikir
itu merupakan Fashion dan Skill saya.
Singkat
cerita, saya mengajar di biMBA-AIUEO mulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul
16.30 WIB. Sehingga saya memutuskan untuk mengambil Kelas Eksekutif di
Universitas Djuanda Bogor (Kelas Sore), itupun dengan resiko saya harus selalu
telat masuk kelas dijam pertama yang dimulai jam 16.00 WIB atu 16.30 WIB karena
berbenturan dengan masih jam kerja saya mengajar, perjalanan saya ke kampus
dimulai dari saya sepulang mengajar, karena waktu yang sangat terbatas sehingga
saya tidak sempat untuk pulang dan harus langsung berangkat kuliah sepulang saya
mengajar.
Sepulangnya
saya mengajar, saya langsung berangkat ke pintu Tol Jagorawi perjalanan saya ke
tol jagorawi menggunakan angkutan umum. Karena sekarang ini biaya tol sudah
naik atau mahal, itu menyebabkan kurangnya angkutan umum yang melewati atau
melalui jalan tol. Sehingga terkadang dan mungkin sering saya harus menunggu
lama untuk mendapatkan angkutan umum yang melewati jalan tol. Ketika sudah
mendapati angkutan yang kearah tol jagorawi, saya turun pas di pintu keluar tol
gunung putri.
Setelah
itu saya menyebrang jalan ke arah pintu tol jagorawi untuk naik lagi angkutan
umum yang kearah Ciawi. Ketika naik angkutan umum ciawi itu pasti supirnya
selalu ngetem dulu sampai penumpang penuh, hal ini yang menyebabkan saya tambah
telat lagi untuk masuk kelas pertama, contohnya saja telat masuk kelas pertama
Bahasa Indonesia. Jadi, saya terkadang tidak langsung menaiki angkutan umum
tersebut sampai saya benar-benar yakin bahwa angkutan umum tersebut sudah mulai
penuh dan siap untuk berangkat.
Terkadang
karena angkutan umum ciawi (T02) ngetem-nya lama, saya suka naik bis umum yaitu
Bis Marita, memang kelebihan naik marita itu ongkos lebih murah dan terkadang
keberangkatannya lebih cepat dibandingan angkutan umum ciawi. Tetapi dibalik
kelebihannya pasti ada kekurangannya, yaitu suka tidak kebagian tempat duduk
dan terkadang jalan bis selama perjalanannya suka pelan sekali, dan yang lebih
parahnya lagi ketika sedang naik bis marita untuk perjalanan ke kampus teryata
macet total di lampu merah ciawi, saat itu pula bis tidak bisa menyodok ke arah
samping kanan atau kiri, bis hanya bisa diam ditempat saja sampai memang
benar-benar sudah jalan dari arah depannya. Kalau sedang naik angkutan umum
dalam keadaan macet total, pasti supirnya sudah menyodok dari arah kanan atau
arah kiri.
Memang
terkadang beberapa kali dan waktu lampu merah ciawi suka macet total, mungkin
karena sedang adanya pembaharuan jalan atau karena padatnya lalu lintas di
sekitarnya. Ketika sedang terjabak macet karena lampu merah ciawi saya hanya bisa
pasrah karena kemacetan tersebut memperlambat saya juga untuk tiba di kampus.
Bahkan terkadang karena kemacetan tersebut saya pernah sampai tidak masuk kelas
di jam pertama (Dosennya sudah selesai memberikan materi).
Apalagi
ketika sudah perjalanannya yang panjang untuk sampai ke kampus dan sangat
diburu oleh waktu, saat itu pula bersamaan dengan hujan turun di ciawi atau
hujan turun ketika dalam perjalanan ke arah ciawi. Saya selalu persiapkan
payung dalam tas saya sehingga tas saya menjadi besar karena banyak hal yang
saya bawa untuk persiapan perjalan atau persiapan dikampus. Ketika turun dari
angkutan umum atau bis umum dan hujan itu saya merasa sedih sekali. Karena
sudah datang selalu terlambat dan harus sampai kekelas dengan keadaan pakaian
yang sudah sedikit basah karena hujan yang deras.
Dan
ketika sampai di kampus atau dikelas, saya selalu menjadi orang yang terakhir
masuk ke kelas, karena resiko jam kerja dari pekerjaan saya mengajar saat ini.
Dan saya selalu konsultasikan kepada setiap dosen yang masuk pada jam pertama,
bahwa saya akan selalu telat karena jam kerja pekerjaan saya yang harus saya
laksanakan sampai tuntas. Sehingga tidak akan kurangnya komunikasi antara saya
dengan dosen yang bersangkutan. Dan karena sudah berkonsultasi dan meminta
izin, saya jadi tidak terlalu malu dan merasa tidak enak hati ketika sampai
dikelas.
Di
awal proses ini ketika saya mengalami banyak hal baru tersebut saya merasa
takut kepada dosen karena jam kerja saya yang mengharuskan saya pulang sore,
sia-sia sudah datang kekampus, capek sekali rasanya karena harus berlari untuk
sampai ke kelas tetapi teryata sudah selesai, dan merasa tidak enak hati kepada
teman-teman dikelas. Tapi karena saya sudah menjalani sampai semester 3 akhir
ini, saya semakin menyadari bahwa semua usaha saya ini tidak ada yang sia-sia,
saya pun tidak perlu merasa takut kepada dosen tertentu karena semua hal bisa
di bicarakan baik baik dengan dosen yang bersangkutan, dan saya pun tidak
pernah merasa capek lagi karena saya sudah memliki pengalaman di sebelumnya,
dan saya pun sudah berbicara dengan teman-teman, dan teman-teman semua
memakluminya. Dan pada akhirnya sampai saat ini saya benar-benar selalu
bersyukur dan selalu menikmati setiap prosesnya, setiap momennya dari keputusan
yang saya ambil ini.